Satelit Monitoring untuk Keamanan Laut (Bagian I)

668
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Dekalarasi Djuanda 1957 yang menegaskan konsepsi Wawasan Nusantara memberikan kita anugerah yang luar biasa baik itu laut, darat maupun udara. Sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km persegi dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat 17.504 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95.181 km.

Sebagai negara kepulauan dengan wilayah maritim yang sangat luas yang terletak di khatulistiwa, Indonesia juga mendapatkan berkah berupa sumber daya hayati laut yang sangat kaya. Jutaan ton tumbuhan dan hewan laut dapat tumbuh dan hidup di wilayah Indonesia sepanjang tahun. Namun demikian, berkah itu juga membawa resiko banyaknya kasus pencurian sumber daya alam hayati laut di Indonesia. Tidak hanya kasus pencurian sumber daya hayati laut, posisi Indonesia yang strategis ditambah dengan sulitnya pemantauan wilayah maritim, Indonesia sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan kejahatan ekspor/impor.

Hingga dengan saat ini, pemantauan wilayah maritim masih menjadi perhatian yang serius bagi negara-negara kepulauan termasuk Indonesia. Berbagai teknologi dikembangkan untuk meningkatkan Maritime Domain Awareness (MDA). Salah satu teknologi yang dikembangkan adalah teknologi Satelit untuk keperluan keamanan laut.

Berbagai negara maju termasuk Indonesia telah memanfaatkan teknologi satelit dalam penanganan kasus keamanan laut. Salah satu contohnya adalah penanganan kasus pembajakan kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia.

 Informasi Posisi MV Sinar Kudus dari Satelit (Image: aissat.com)
Informasi Posisi MV Sinar Kudus dari Satelit (Image: aissat.com)

 
 Foto: Satelit MV Sinar Kudus di Perairan Somalia
Foto: Satelit MV Sinar Kudus di Perairan Somalia

 

Artikel selanjutnya, akan membahas lebih detail mengenai satelit, penggolongannya, cara kerja hingga bagaimana mengoptimalkannya untuk keamanan maritim di Indonesia. (Bersambung)

 

Firdaus Adinugroho
Koordinator Bidang Teknologi Informasi dan Komputer
Think and Act for National Defense (TANDEF)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here