JAKARTA, NMN – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) meningkatkan kapasitas pembudidaya dan pengolah ikan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Peningkatan kapasitas diimplementasikan dengan mengadakan Pelatihan Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (27/5/2022) menyatakan, pelatihan tersebut berfungsi sebagai stimulan bagi pembudidaya dan pengolah ikan, khususnya generasi muda, agar terus produktif. Ia optimis, bahwa pelatihan ini dapat menumbuhkembangkan minat investasi usaha perikanan budidaya dan meningkatkan rasa bangga bagi pemuda bangsa untuk berprofesi sebagai pembudidaya dan pengolah ikan.
Ia menuturkan, fokus kegiatan perikanan budidaya sampai tahun 2024 antara lain mengembangkan komoditas unggulan dan/atau lokal endemik untuk mencegah kepunahan; mewujudkan kegiatan usaha perikanan budidaya yang terhubung mulai dari sarana dan prasarana produksi budidaya, pasca panen, sampai dengan pengembangan skala usaha para pelaku usaha dan pasar.
“Dengan didukung Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB), pelaku usaha dapat meningkatkan produksi, produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan, sehingga berujung kepada meningkatnya partisipasi masyarakat lokal,” jelas Nyoman.
Melalui Pelatihan Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok, pembudidaya diajarkan cara meminimalkan limbah sekaligus mendaur ulang limbah menjadi pakan, sehingga dapat menekan kebutuhan air dan pakan, serta meminimalkan buangan limbah, namun tetap menerapkan metode padat tebar tinggi. Pasalnya, budidaya intensif padat tebar tinggi seringkali memiliki berbagai kendala produksi, dan sistem bioflok merupakan jawaban dari berbagai kendala tersebut. Kelebihan lain dengan menerapkan teknologi bioflok adalah daging ikan yang dihasilkan lebih gurih, air media pemeliharaan tidak berbau, dan dapat diterapkan pada lahan terbatas.
Sementara itu pada Pelatihan Diversifikasi Olahan Udang, pengolah ikan diajarkan alternatif dalam memperpanjang umur simpan udang selain dari proses pembekuan, yaitu melalui proses perebusan, pencelupan ke dalam cairan bumbu, dan kemudian dikeringkan sehingga menghasilkan produk udang instan berbumbu. Metode ini tak hanya mempertahankan mutu olahan, tetapi juga meningkatkan daya jual produk. Hal ini dinilai penting mengingat Kabupaten Pinrang adalah salah satu lokasi program Kampung Perikanan Budidaya yang unggul akan komoditas udangnya.
Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati menuturkan, kegiatan budidaya dan pengolahan ikan adalah hulu dari kegiatan usaha perikanan yang punya potensi sumbangsih besar untuk perkembangan ekonomi daerah. Karena itu, kompetensi pelaku usaha menjadi faktor yang menentukan keberhasilannya.
“Kedua pelatihan ini berperan dalam menjawab berbagai permasalahan dan kendala teknis dan manajerial yang dialami selama ini oleh pembudidaya dan pengolah. Harapannya, pelatihan menjadi akses bagi masyarakat untuk meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan usahanya,” pungkasnya.