Akhirnya Ada Kabar Baik, Harga Batu Bara Bangkit dari Kubur

254
Coal (sumber: litbang.kemendagri.go.id)

Harga batu bara akhirnya menguat setelah tumbang hampir sepekan. Pada perdagangan Kamis (9/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 184 per ton. Harganya menguat tipis 0,96%.

Pelemahan kemarin memutus tren negatif harga batu bara yang melemah sejak akhir pekan lalu. Dalam empat hari perdagangan sebelumnya, harga batu bara ambruk 7,1%.

Menguatnya harga batu bara ditopang oleh aksi bargain buying serta sentimen positif dari China dan Eropa. Namun, masih besarnya pasokan pasir hitam di pasar global menahan laju kenaikan harga.

Impor China sudah meningkat tajam pada Januari-Februari tahun ini. Kebijakan Beijing untuk terus membangun pembangkit listrik batu bara juga diproyeksi akan mendorong impor.

Badan Kepabeanan China mencatat impor batu bara Tiongkok pada Januari-Februari 2023 menembus 60,64 juta ton. Jumlah tersebut melonjak 71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (35,39 juta ton).

Permintaan batu bara dari Tiongkok diperkirakan akan melambat karena aktivitas industri mereka belum sekencang yang diperkirakan. Utilisasi pembangkit listrik batu bara China pun baru ada di kisaran 50-60% pada Februari 20023, menurun dibandingkan 70% pada Januari.

Namun, kabar yang menyebut China tengah membangun pembangkit listrik dengan kapasitas raksasa bisa membantu penyerapan pasir hitam ke depan.

Laporan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (Centre for Research on Energy and Clean Air/CREA) di Finlandia dan Global Energy Monitor (GEM) menyebutkan jika China terus menyetujui pembangunan pembangkit listrik batu bara meskipun berkomitmen mengurangi emisi gas.

Tiongkok dikabarkan mulai membangun pembangkit batu bara dengan kapasitas enam kali lipat dari gabungan seluruh dunia. Pada tahun lalu, kapasitas yang dibangun mencapai 106 gigawatt.

China adalah konsumen terbesar batu bara di dunia sehingga perkembangan di negara tersebut sangat menentukan harga.

Permintaan dari Eropa juga diperkirakan akan naik tipis karena suhu yang lebih dingin. Impor diperkirakan naik menjadi 3,92 juta ton pada Maret 2023, naik tipis dibandingkan pada Februari yang tercatat 3,88 juta ton.

Pasokan di India Masih Melimpah

Sebaliknya, permintaan impor dari India mungkin tidak sekencang proyeksi awal.

Dilaporkan dari CNBCTV, pasokan batu bara lokal India menembus 100 juta ton untuk saat ini. Jumlah tersebut setara dengan pasokan 44 hari ke depan mengingat konsumsi rata-rata harian India mencapai 2,3 juta ton.

Sebanyak 64 juta ton pasokan batu bara ada di pintu terowongan tambang, 31 juta ton ada di pembangkit listrik, dan 6 juta ton ada di transit seperti pelabuhan.

Produksi batu bara India sendiri mencapai 3,3 juta ton per hari. Artinya, produksi harian mereka sudah jauh di atas yang dibutuhkan pembangkit listrik.

Kementerian Batu Bara India juga baru saja melelang 29 batu bara dengan cadangan mencapai 8,160 miliar ton.

Tambang ini diharapkan bisa menambah 7% dari kebutuhan India dalam dua tahun ke depan. Dengan pasokan dalam negeri yang lebih besar maka impor India bisa mengurangi impor.

India juga tengah memperbaiki jalur kereta yang dijadikan lalu lintas pengiriman batu bara. Pengiriman batu bara melalui jalur kereta sudah meningkat 12% pada tahun fiskal saat ini.

Namun, perbaikan harus dilakukan karena India akan menghadapi musim panas yang membutuhkan banyak sumber energi listrik. Perbaikan salah satunya dengan menambah trek baru sepanjang hingga 4.500 km yang dilakukan pada 2022-2023.

(sumber: www.cnbcindonesia.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here