JAKARTA, NMN – Dalam beberapa bulan terakhir Indonesia sering mengalami gempa bumi, baik dalam skala kecil maupun besar. Kejadian gempa bumi tentunya menimbulkan rasa was-was bagi masyarakat, khususnya di dalam pemukiman yang padat penduduk. Atas hal itu, Indonesia sudah seharusnya memiliki suatu konsep pemukiman penduduk yang bisa meminimalkan dampak gempa bumi.
Kurihara Wataru, Arsitek dari Shimizu Corporation mengatakan konsep pemukiman di tengah laut yang dinamakan Green Float memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. ” Ini sangat berguna, terutama bagi negara-negara seperti Indonesia,” kata Wataru kepada Nusantara Maritime News disela-sela acara Jakarta Architecture Triennale (JAT) 2018 di Gedung Sopo del Tower, Jakarta, Rabu (12/12).
Menurutnya, Indonesia memiliki perairan yang begitu luas, yang suatu saat nanti mungkin saja bisa berperan menggantikan daratan dalam menampung jumlah penduduk yang terus bertambah.
Wataru mengungkapkan, konsep pemukiman Green Float memang sengaja di desain sebagai sebuah pemukiman yang dapat memberikan sebuah terobosan dalam dunia arsitek. Dengan demikian, konsep ini sangat cocok untuk dapat diterapkan di Indonesia.
“Karena letaknya di equator, biasanya kalau di equator itu tidak ada angin yang besar. terus kalau di Indonesia kan banyak terjadi gempa bumi, jadi kalau dibandingkan dengan hidup di daratan atau tanah, ini akan meminimalisir dampak dari tsunami, jadi ini sangat cocok untuk negara seperti Indonesia,” tegasnya.
Ditambahkannya, pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia juga bisa menjadi alasan Green Float untuk menjadi solusi pemukiman masa depan di Indonesia.
“Kami akan mempresentasikan hal ini kepada Pemerintah Indonesia. Jadi, sebenarnya kita juga sudah presentasi ke Singapura, dan sepertinya Siangapura mau melakukan hal seperti ini,” ungkap Wataru.