ALFI Ingin DO Online di Pelabuhan Tanjung Priok Segera Diimplementasikan

Asosiasi Logistik dan Forwarders Indonesia (ALFI) menginginkan agar implementasi DO Online segera dilakukan agar para pelaku usaha bisa mendapatkan manfaat dari sistem logistik yang terintegrasi dengan baik.

Ketua DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan sampai saat ini pihaknya terus menunggu langkah pemerintah untuk bertindak cepat dan mampu mengimplementasikan PM 120 tahun 2017 dengan baik.

“Kami menunggu ketegasan dari Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok sebagai koordinator di lapangan dalam implementasi PM 120 /2017 ini,” kata Yukki Jakarta, Kamis (1/3).

Ia mengungkapkan, hingga saat ini dirinya terus melakukan koordinasi dengan seluruh anggota ALFI untuk menyukseskan program Delivery Order (DO) Online yang terintegrasi sesuai dengan PM 120 tahun 2017.

Pasalnya, kata Yukki, selama ini para praktisi logistik di Indonesia menganggap digitalisasi pelabuhan di Indonesia belum terintegrasi dan terhambat oleh adanya ego sektoral.

“Point dari perkembangan teknologi yang ada saat ini adalah bagaimana semua stakeholders dapat merasakan manfaat teknologi tersebut namun kenyataan di lapangan justru tidak sesuai harapan. Oleh sebab itu ALFI akan mendorong program DO online ini agar sistem logistik di Indonesia dapat terintegrasi dan efisien,” jelasnya.

Sebagai contoh, lanjut Yukki, beberapa pelabuhan utama di Indonesia sedang ‘mendigitalisasi’ pelabuhan. Seperti pelabuhan di Tanjung Priok yang memiliki lima terminal untuk ocean going (JICT, TPK Koja, TO3, MAL dan NPCT 1), setiap terminal mempunyai inhouse sistem masing-masing.

Mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 120 tahun 2017, tertulis layanan tersebut harus terintegrasi dengan INSW dan Inaportnet. Namun Yukki menilai salah satu terminal terkesan memaksakan inhouse kemudian dibuat seakan-akan terintegrasi dengan Inaportnet dan INSW.

“Kita juga bingung ketika salah satu terminal menyatakan siap sistemnya untuk mengakomodasi sampai dengan ke Cargo Owner atau Freight Forwarder, jika menggunakan sistem terminal, di mana independensinya?,” pungkasnya.

 

Penulis : Ismadi Amrin

Latest Article

Gagalnya Jokowi Menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa

0
Presiden Jokowi bolehlah sedikit berbangga dengan pencapaian pembangunan infrastrukturnya yang lumayan mentereng. Selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, telah terbangun 1.885 km jalan tol, 32.000...

Sektor Perikanan Tangkap Perlu Dikelola Secara Multifungsi dan Berkelanjutan

0
YOGYAKARTA – Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (28/12/2023), Profesor Suadi menyampaikan urgensi pengelolaan multifungsional sektor perikanan tangkap...

Kolaborasi DP World – Maspion Group Membangun Terminal Petikemas di Jatim

0
JAKARTA, NMN- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan dukungan terhadap kolaborasi yang akan terjadi antara perusahaan global swasta DP World Dubai dengan perusahaan swasta...

Kemenhub Mulai Lakukan Persiapan Uji Petik Kelaiklautan Kapal Penumpang Jelang Nataru

0
MAKASSAR, NMN - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menekankan pentingnya transportasi laut sebagai pilihan utama masyarakat dalam perjalanan antar pulau selama periode Natal 2023 dan...

Pemerintah Indonesia Hadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container ke-9 di London

0
LONDON, NMN - Pemerintah Indonesia telah menghadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container (CCC) ke-9 yang berlangsung dari Rabu (20/9) hingga Kamis...

Related Articles