JAKARTA, NMN – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada tahun ini menargetkan dapat melayani 197 lintasan perintis di seluruh Indonesia dengan 85 unit kapal dan total 67.511 trip, sesuai dengan kontrak perintis darat dari Kemenhub.
Sekretaris Perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin mengatakan layanan perintis bertujuan menghubungkan (jalan pembuka terisolasinya) suatu daerah yang masih tertinggal atau wilayah terpencil yang belum berkembang dengan daerah yang sudah berkembang atau maju.
“Layanan perintis juga sebagai penghubung daerah yang secara komersil belum menguntungkan untuk dilayani oleh pelaksana angkutan penyeberangan dan menghubungkan daerah yang moda transportasi lainnya belum memadai,” kata Shelvy.
Sebagai upaya mencapai target layanan tersebut, ASDP PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengoperasikan KMP Kaldera Toba untuk melayani lintasan Muara – Onan Runggu. KMP Kaldera Toba, kapal penyeberangan ketiga yang dibangun untuk melayani kawasan Danau Toba setelah KMP Ihan Batak dan KMP Pora-Pora.
KMP Kaldera Toba yang berada dibawah koordinasi Cabang Sibolga resmi melayani secara perdana lintasan perintis Muara – Onan Runggu pada Senin (16/8). KMP Kaldera Toba ini dibangun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) oleh PT Dok Bahari Nusantara berukuran 200 GT yang memiliki kapasitas penumpang 152 orang dan 24 unit kendaraan campuran.
“Dengan adanya penambahan KMP Kaldera Toba diharapkan tidak hanya memperlancar konektivitas antarpulau, tetapi juga meningkatkan pelayanan transportasi penyeberangan serta peningkatan pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan Danau Toba. Apalagi Danau Toba diarahkan menjadi destinasi pariwisata yang bertaraf internasional. Harapan kami, pengembangan kawasan Danau Toba sebagai salah satu daerah Destinasi Pariwisata Super Prioritas, dapat segera rampung dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat,” kata Shelvy.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengemukakan, selama hampir 28 tahun sejak tahun 1992 Pemerintah melalui Kemenhub telah menginisiasi kebijakan subsidi angkutan penyeberangan perintis yang sangat berperan besar dalam menyambung ikatan kemasyarakatan antar pulau yang terpisahkan hingga mampu menumbuhkan perekonomian melalui perdagangan serta merawat dan menjaga rasa nasionalisme masyarakat di wilayah terluar dan perbatasan.
“Saya berharap dukungan para stakeholder khususnya operator angkutan penyeberangan perintis untuk mengoptimalkan supply layanan angkutan penyeberangan perintis, dan kepada Pemerintah Daerah untuk mendorong demand layanan angkutan penyeberangan perintis,” ujar Budi.
Budi menambahkan, apabila mengikuti tren dalam ilmu transportasi saat ini yaitu multimoda transport system, nantinya angkutan penyeberangan baik komersial maupun perintis di masa mendatang diharapkan dapat terintegrasi dengan moda lain dan menjadi bagian dari seamless transport system.