Bakal Menjadi Pusat Pariwisata Maritim, Ini Selling Point BMTH

144
Foto: Kemenko Marves

JAKARTA, NMN – Pengembangan Pelabuhan Benoa Bali berkonsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) dijadwalkan selesai pada pertengahan 2023. Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) nantinya akan menjadi pusat pariwisata maritim di Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Kemenko Marves) Ayodhia Kalake mengatakan bahwa rencana pembangunan BMTH dinilai sudah menggambarkan Bali sebagai lokasi wisata yang kaya akan budaya dan tradisi.

Untuk peralatan dan bahan yang digunakan untuk proyek juga diminta sesuai dengan syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Semuanya pakai produk Indonesia, kecuali untuk komponen yang tidak dapat diproduksi di sini,” kata Ayodhia saat kunjungan lapangan ke Bali Maritime Tourism Hub, Selasa (2/11).

Pelabuhan Benoa telah masuk dalam Program Pengembangan Superhub sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Kebijakan lain yang mengatur tentang pengembangan Pelabuhan Benoa adalah Nomor 18 Tahun 2020. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.

Selling Point

Ali Sadikin selaku CEO Regional Bali-Nusa Tenggara mengatakan apa yang dilakukan sekarang ini tentunya untuk mencapai tujuan akhir bangkit bersama dari pandemi. Dengan dibangunnya BMTH, diharapkan mampu mengembalikan Benoa sebagai sentral hub kapal pesiar.

Sebelum pandemi, Benoa menjadi tempat kunjungan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 100 call/year dan 2.000-3.000 penumpang.

Selain menjadi pilot project untuk proyek sejenis, kehadiran BMTH akan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat. “Kalau jadi nanti, semua wilayah yang punya potensi pariwisata cruise akan dapat manfaatnya,” kata Ali.

BMTH sendiri selling point (nilai jual) yang sangat potensial. Bukan hanya memiliki zona pariwisata, tetapi secara bertahap juga akan dibangun bertahap dibangun zona yacht terminal, zona perikanan, zona curah cair dan petikemas, serta pelabuhan Benoa eksisting.

“BMTH diproyeksikan mampu mengakomodasi kebutuhan transportasi laut sekaligus wisata di Benoa, Bali,” ujar Ali.

Disana akan menjadi tempat sandar kapal pesiar terbesar di Indonesia. Saat ini, kapal pesiar yang dapat bersandar di Pelabuhan Benoa hanya sepanjang 280 meter, tetapi nantinya akan diperpanjang menjadi 350 meter atau setara dengan kapal pengangkut 6.000 penumpang.

Sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster sempat mengatakan bahwa konsep pengembangan BMTH sudah menggambarkan Bali sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal Bali.

“Wisatawan yang datang melalui Pelabuhan Benoa harus merasa jika mereka berada di Bali saat pertama kali tiba, hal ini penting karena Bali memiliki nilai budaya yang kuat,” kata Koster.

Harmonisasi pembangunan penting untuk menggambarkan kehidupan asli masyarakat Bali yang lekat akan budaya dan tradisi. Guna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya.

Koster menghimbau agar pengembangan Pelabuhan Benoa bermanfaat besar bagi semua pihak. Keterlibatan UMKM juga ditekankan agar perekonomian juga menjangkau seluruh lapisan masyarakat Bali. Untuk itu, pengembangan Pelabuhan Benoa tidak sebatas membangun di Bali melainkan ikut membangun Bali secara keseluruhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here