Fasilitas Reefer Container, Jurus Jitu Pelni Mengoptimalkan Muatan

10000

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni akan menambah fasilitas pendingin untuk menggenjot muatan balik, baik pada kapal penumpang maupun pada kapal Tol Laut. Fasilitas pendingin yang dimaksud adalah reefer container atau kontainer yang suhu udaranya bisa diatur sesuai kebutuhan.

Direktur Usaha Angkutan Barang dan Logistik PT Pelni (Persero) Harry Boediarto mengatakan selama ini muatan barang saat kapal kembali tingkat keterisiannya belum sesuai dengan yang diharapkan.

“Untuk itu, tahun ini kami mengupayakan fasilitas reefer container, baik di kapal khusus kontainer maupun di kapal penumpang Pelni,” kata Harry di Jakarta, Senin (12/2).

Ia memaparkan, penyediaan fasilitas reefer container berawal ketika pihaknya mendapatkan informasi bahwa di wilayah Merauke dan Timika terdapat 520 ton ikan per bulannya yang berpotensi untuk diangkut ke wilayah barat dengan menggunakan kapal Pelni. “Inilah yang menjadi alasan Pelni untuk berinvestasi di reefer container,” ujarnya.

13022018-NMN-reefer cont2

Di sisi lain, lanjutnya, penambahan fasilitas pendingin dilakukan untuk menggenjot muatan balik, yang suhu udaranya bisa diatur sesuai kebutuhan.

Dia menjelaskan, teknologi pendingin memungkinkan kualitas hasil bumi, perikanan, maupun produk industri bisa terjaga dalam waktu panjang. Jadi, sekarang itu ada suatu teknologi untuk menjaga kesegaran (misalnya) ikan saat diangkut menggunakan kontainer.

“Umpamanya, agar ikan tetap segar dibutuhkan suhu di dalam kontainer sekitar -20 hingga -18 derajat celcius. Tapi ternyata, suhu yang tersedia cuma -2 derajat celcius, nah teknologi yang baru inilah yang akan membuat ikan tetap segar meski suhunya hanya -2 derajat celcius. Teknologinya berupa teknologi getaran elektrostatik, dengan teknologi ini kesegaran ikan masih bisa terjaga saat sampai di tujuan,” tuturnya.

Dia menggambarkan, hasil perikanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) berpeluang mendapat nilai tambah yang lebih tinggi bila diangkut dalam keadaan segar ke Pulau Jawa.

13022018-NMN-reefer cont

Sebaliknya, kualitas produksi hasil industri dari Jawa seperti produk farmasi juga akan lebih terjaga dengan teknologi pendingin ini.

Harry menuturkan, bila kualitas barang bisa dijaga dengan prima, arus barang akan tercipta secara alamiah. Walhasil, neraca angkutan antara Jawa dengan KTI yang selama ini timpang secara bertahap bisa menjadi setara.

Tambahan Kapal

Harry mengungkapkan bahwa pada tahun ini Pelni akan mendatngkan kapal kontainer sebanyak dua buah. Kapal yang akan datang tahun ini merupakan bagian dari enam kapal yang dipesan Pelni tahun lalu untuk melayani trayek Tol Laut.

Ia mengatakan sebanyak empat kapal sudah datang pada akhir tahun lalu, sedangkan dua kapal lain diharapkan datang sekitar Maret dan Mei 2018

Menurutnya, kapal yang dibeli Pelni berkapasitas beragam, mulai dari 200 TEUs-300 TEUs dan 350 TEUs-400 TEUs. Menurut Harry, kapal dilengkapi dengan crane agar memudahkan proses bongkar muat kontainer di pelabuhan-pelabuhan yang minim alat bongkar muat.

Trayek yang dilayani Pelni sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tahun depan, Pelni juga menyatakan siap mendapat penugasan lanjutan untuk menggarap trayek baru.

Kapal kontainer yang akan didatangkan tersebut nantinya juga akan dilengkapi dengan fasilitas reefer container.

13022018-NMN-reefer con3

“Selama ini, kapal penumpang juga telah diberikan fasilitas reefer container, ya paling maksimal itu 20 reefer container di dalam kapal penumpang, kalau kapal kontainer alokasi untuk reefer container sekitar 22-98 buah. Jadi, apa yang upayakan Pelni ini harus dimanfaatkan, karena Pelni itu disubsidi jadi lebih murah,” pungkasnya.

 

Penulis : Ismadi Amrin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here