Harga Batubara Acuan yang terus membaik, bahkan menembus angka US$100 per ton, diperkirakan bakal menggerakkan investasi di sektor batubara. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memperkirakan pelaku usaha bakal meningkatkan produksi di 2017.
Deputi Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan kenaikan harga komoditas memberi angin segar untuk peningkatan investasi di sektor batu bara.
“Dampak harga yang membaik terhadap produksi secara keseluruhan diperkirakan akan terjadi peningkatan,” kata Hendra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (7/12).
Meski harga membaik, lanjut Hendra, pelaku usaha masih mencermati pergerakan harga batu bara. Selain itu, sebagian produsen bersikap hati-hati tidak mendongkrak produksi secara signifikan karena harga berpotensi terkoreksi di tahun depan.
Data Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa sejak Juni 2016 hingga Desember 2016, tren Harga Acuan Batubara (HBA) terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pada Juni 2016, HBA tercatat US$51,81 per ton. Tren penguatan HBA terus terjadi di Juli yang mencapai US$53 per ton. Kemudian, pada Agustus 2016 HBA kembali menguat menjadi US$58,37 per ton.
Pada September 2016, HBA tercatat US$63,93 per ton, Oktober 2016 naik kembali menjadi US$69,07 per ton. Kemudian HBA melonjak di November yang mencapai US$84,89 per ton, dan di penghujung tahun ini atau Desember 2016 harga batubara acuan mencapai angka.
Penulis : Ismadi Amrin