Industri Komponen Kapal Dinanti

502
maritimenews.id
Tanjung Priok Port (Photographer: Andi Setyawan/NMN)

Pelaku industri galangan kapal menilai badan usaha milik negara sepatutnya didorong untuk menginisiasi tumbuhnya industri komponen kapal di Tanah Air. Tanpa ada yang memulai, industri komponen kapal tidak akan kunjung berdiri di Indonesia.

“Salah satu masalah utama pembangunan kapal di Indonesia adalah terlalu banyak impor komponen karena tidak ada dukungan industri dalam negeri,” kata Direktur Utama PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Yance Gunawan di Surabaya, Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Yance mengatakan hal tersebut saat menyambut Menteri Perindustrian Saleh Husin yang melakukan kunjungan kerja ke beberapa industri, termasuk ke PT Dumas di Jawa Timur.

Dua pertanyaan

Menurut Yance, mendorong swasta masuk ke industri komponen kapal selalu dihadapkan pada dua pertanyaan, yakni menyangkut kepastian pembeli dan volume komponen yang pasti dibeli. Di sisi lain, pengerjaan kapal merupakan bisnis yang menggantungkan pada pesanan, bukan produksi massal.

“Kalau terus seperti ini, maka sampai kapan pun industri komponen tidak akan tumbuh. Mungkin bisa mendorong perusahaan daerah atau BUMN untuk mulai memproduksi pipa, kabel dan komponen khusus kapal lainnya,” kata Yance.

Sebagai perbandingan, Yance menuturkan, pelaku industri galangan kapal di luar negeri tinggal menelepon dan menunggu datangnya kiriman pesanan komponen dalam hitungan jam. Hal ini karena negara tersebut memiliki industri komponen yang menopang galangan.

“Sementara itu banyak pelaku industri galangan kapal di dalam negeri harus mencari ke sana sini sebelum memproses impor,” ujar Yance.

Kondisi semacam itu sekarang menyulitkan pembangunan kapal dengan lama pengerjaan di bawah satu tahun.

“Pengadaan mesin saja butuh delapan bulan sampai setahun. Ini permasalahan terus-menerus yang tidak akan selesai tanpa ada dukungan pemerintah,” katanya.

Pemerintah selama ini memberikan subsidi kapal perintis. Menurut Yance, seharusnya bidang komponen kapal pun dibantu pula.

“Subsidi BBM hanya akan jadi asap. Tetapi kalau industri komponen yang dibantu, maka komponen kapal akan mulai diproduksi di dalam negeri, masa pembuatan kapal bisa dipersingkat, dan ketergantungan impor juga tidak akan terlalu tinggi,” kata Yance.

Mengajak

Terkait hal tersebut, Menperin Saleh Husin menuturkan, pemerintah mencoba mengajak industri dalam negeri ataupun luar negeri untuk memproduksi komponen di Indonesia.

“Upaya ini terus kami lakukan. Industri dari luar negeri yang masuk tersebut selanjutnya diharapkan dapat bermitra dengan swasta nasional dan mungkin juga BUMN,” kata Saleh.

Pemerintah juga akan memberikan insentif bagi galangan kapal di dalam negeri. Selama ini, pengusaha mengeluhkan impor kapal lebih murah dibandingkan dari dalam negeri. (Ags)

 
Sumber: Kompas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here