JAKARTA, NMN – Krakatau International Port (PT Krakatau Bandar Samudera) atau KBS berpotensi menjadi pelabuhan curah terbesar di Indonesia yang terintegrasi dari hulu ke hilir dengan fasilitas lengkap baik fasilitas kepelabuhanan maupun transportasi multimoda.
“Berbagai potensi KIP yaitu pelabuhan internasional yang terintegrasi dengan ekosistem jasa logistik yang lengkap, dan juga terintegrasi dengan kawasan industri serta lokasi yang sangat strategis di Kawasan Emas Selat Sunda dengan Jalur Komunikasi Laut 1 (ALKI-1) yang telah menjadi koridor Jaringan Transportasi Eropa–Asia–Afrika,” kata Akbar dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (20/6).
Akbar menambahkan, KIP memiliki 2 terminal (Terminal Cigading 1 – Terminal Cigading 2), dengan total 17 dermaga, fasilitas pegudangan terintegrasi, terminal Batu Bara atau Cigading International Bulk Terminal (CIBT) dan Pusat Logistik Berikat.
Digitalisasi juga telah dilakukan oleh KBS dengan platfrom KIPoS untuk memudahkan pelanggan mengakses booking online, monitoring bongkar/muat kargo secara realtime, mendapatkan jaminan keamanan menggunakan sistem Gate Access sehingga hanya kargo yang telah registrasi yang dapat masuk dan keluar kawasan pelabuhan.
“KBS juga berkomitmen untuk menjadi pelabuhan yang ramah lingkungan (EcoPortS), dan konsisten berupaya dalam pelestarian lingkungan, pengelolaan energi, pemberdayaan masyarakat dan implementasi manajemen lingkungan,” terang Akbar.
BMF merupakan salah satu bentuk implementasi dari MoU Kerjasama Kemaritiman antara RI-Belanda dan High level meeting dengan Perusahaan Maritim dan Perusahaan Pembiayaan Belanda Dipimpin oleh Presiden Konfederasi Industri dan Pengusaha Belanda VNO-NCW Ms. Ingrid Thijssen dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.