JAKARTA, NMN – PT Kereta Api (Persero) menargetkan volume angkutan batu bara pada tahun 2027 sebanyak 105,25 juta ton. KAI berencana melakukan pengembangan angkutan batu bara di Sumatera bagian selatan.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (14/7) mengatakan bahwa dana obligasi dan sukuk tersebut akan digunakan untuk pengembangan angkutan batu bara Sumatra bagian selatan sebesar Rp 1,815 triliun. Selanjutnya juga untuk pembayaran jatuh tempo obligasi I l 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp 185 miliar.
“Hal ini adalah wujud dari komitmen kami dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan sehingga kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal yang dapat diandalkan baik untuk angkutan penumpang maupun barang bagi seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Didiek.
Obligasi dan sukuk tersebut mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada 13 April 2022. Obligasi dan Sukuk terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu lima tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan Sukuk 7,45 persen hingga 8,10 peraen per tahun, Seri B berjangka waktu tujuh tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan/atau sukuk 7,80 persen hingga 8,5 persen per tahun.
Didiek mengatakan, pada 2021, KAI melayani sebanyak 155 juta penumpang dan 50,3 juta ton barang untuk angkutan barang.
“Realisasi Semester I tahun 2022 ini, jumlah penumpang KAI telah mencapai 119,8 juta dan volume angkutan barang telah mencapai 26,8 juta ton. Kami yakin jumlah tersebut akan terus tumbuh,” tutur Didiek.
Didiek memastikan KAI akan terus berupaya untuk menjadi pilihan utama moda transportasi penumpang maupun logistik di Indonesia saat ini serta masa yang akan datang.
Dia menambahakan, batu bara merupakan komoditi angkutan barang terbesar KAI. Pada 2021, KAI mengangkut 38,36 juta ton batu bara atau 76,32 persen dari total angkutan barang KAI sebesar 50,26 juta ton.
“KAI menargetkan, volume angkutan batu bara menjadi sebanyak 105,25 juta ton pada 2027, meningkat 174,38 persen dibanding pencapaian 2021,” ucap Didiek.
Rencana pengembangan Sumatra Bagian Selatan sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) masih mengandalkan batu bara dan rencana PT BA untuk meningkatkan produksi batu baranya.
Didiek menuturkan, sinergi BUMN antara KAI, Bukit Asam, dan PLN untuk mendukung Ketahanan Energi Nasional dimana KAI akan menyediakan layanan angkutan barang yang dapat diandalkan.
Didiek menuturkan, KAI juga akan memperbarui sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi. Selain itu, KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun muat dan bongkar.
“Dengan sarana dan prasarana yang andal maka volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan,” ujar Didiek.