KKP-FAO Kembangkan Smart Fisheries Village

232
Foto: KKP

JAKARTA, NMN – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Food and Agriculture Organization (FAO) untuk mengembangkan Smart Fisheries Village (SFV) di Sumatera Selatan (Sumsel).

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta, SFV merupakan konsep pembangunan desa perikanan dan satuan kerja yang berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna, keberlanjutan, serta meningkatkan ekonomi yang berada di tengah-tengah program kampung perikanan budidaya dan Desa Inovasi/Desa Mitra.

“Konsep Smart Fisheries Village yaitu menciptakan ekosistem bisnis perikanan dalam satu kawasan secara terintegrasi dari usaha produksi hulu sampai dengan usaha pemasaran di hilirnya,” ujar Nyoman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/7).

Dalam kunjungan kerjanya ke Sumsel, 1-3 Juli 2022, Kepala BRSDM meninjau Desa Patra Tani, Kabupaten Muara Enim, sebagai lokasi pengembangan SFV. Upaya pengembangan SFV di lokasi tersebut dilakukan BRSDM melalui Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) BRSDM.

“Pengembangan SFV di Patra Tani untuk memperkuat kemandirian desa yang berbasis usaha perikanan serta sebagai wujud akselerasi program prioritas yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan, yakni pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal,” tambahnya.

Nyoman melanjutkan, dalam pengembangan SFV tersebut BRSDM berkolaborasi dengan FAO dalam program I-Fish, yang merupakan proyek kerja sama antara KKP dengan FAO yang berfokus pada tiga komoditas ikan air tawar yaitu sidat, arwana dan belida.

Tujuan proyek adalah untuk memperkuat kerangka pengelolaan pemanfaatan keanekaragaman sumber daya perikanan perairan darat guna meningkatkan perlindungan terhadap ekosistem perikanan darat bernilai tinggi dan keanekaragamannya di Indonesia.

“Setidaknya terdapat empat komponen kegiatan utama yang menjadi perhatian yaitu pengarusutamaan keanekaragaman hayati melalui pengembangan sumberdaya dan pengelolaan kebijakan; konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan jenis-jenis ikan; monitoring dan kajian keanekaragaman hayati; serta monitoring dan evaluasi proyek, dan adaptasi pengelolaan,” ujar Nyoman.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here