JAKARTA, NMN – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong peningkatan produktivitas perikanan tangkap dan perikanan budidaya di Kota Tual, Maluku. Dukungan sarana dan prasana, teknologi, hingga kebijakan akan diberikan untuk mendorong Tual menjadi salah satu kawasan perikanan terbesar di Indonesia bahkan dunia.
Volume pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tual tahun lalu mencapai 2.153 ton dengan nilai produksi Rp31,78 miliar. Sedangkan jumlah kunjungan kapal perikanan dalam setahun lalu hampir 800 kali, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 500an kali.
“Sesuai yang saya bayangkan, Tual ini bisa menjadi pusat ekonomi, bursa perikanan dunia. Harapan saya begitu. Satu di sini, kemudian di Ambon dan Bitung kita akan hidupkan (sektor perikanannya),” kata Trenggono saat meninjau Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tual di Kota Tual, Selasa (29/06).
Trenggono memaparkan, Tual memiliki posisi strategis dalam mendukung program nasional menjadikan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).
Selain sudah ada Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual di bawah naungan KKP, terdapat pelabuhan swasta yang perannya dapat dikolaborasikan untuk melayani kapal-kapal penangkap yang selama ini beroperasi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 714 dan 718.
Trenggono menambahkan, untuk mengoptimalkan peran PPN Tual dalam mendorong peningkatan produksi perikanan di Maluku, pihaknya akan melakukan perbaikan dan pembangunan sejumlah fasilitas. Seperti dermaga, kantor pelayanan terpadu, hingga pabrik es. Melalui langkah tersebut, targetnya ekspor perikanan bisa dilakukan langsung dari Tual ke negara tujuan.
“Yang pasti kita akan mendorong produktivitas nelayan dan pembudidaya lokal. Karena kita harapkan ekonomi masyarakat juga tumbuh dari sektor ini,” ujar Trenggono.
Selain subsektor perikanan tangkap, potensi perikanan budidaya di Kota Tual juga besar. Data pemda setempat menyebutkan bahwa beberapa komoditas budidaya yang saat ini dikembangkan meliputi rumput laut, kerapu, dan terbaru budidaya pembenihan teripang. Untuk volume yang terbesar rumput laut, dimana tahun lalu produksinya mencapai 7.800 ton dalam bentuk rumput laut basah.
Dukungan yang akan diberikan KKP, kata Menteri Trenggono, mulai dari pendampingan oleh tim unit pelaksana teknis (UPT) yang ada di Ambon dan Tual, hingga teknologi budidaya. Seperti teknologi kultur jaringan untuk peningkatkan volume dan kualitas produksi budidaya rumput laut.