Muatan Balik Masih Jadi Tantangan Tol Laut

261

JAKARTA, NMN Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengakui bahwa muatan balik tol laut masih menjadi tantangan. Hal ini dikarenakan realisasi muatan berangkat dan muatan balik tol laut pada 2022 tercatat masih ada kesenjangan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub per 17 Juni 2022, total muatan berangkat Tol Laut 2022 mencapai 9.014 twenty foot equivalent per units atau TEUs. Sementara itu, total muatan balik hanya sebesar 3.304 TEUs.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Senin (4/7) mengatakan bahwa muatan balik kapal dari daerah timur ke barat masih belum menyamai muatan berangkat dari arah sebaliknya.

“Jadi kalau dari barat ke timur itu banyak barang yang dimuat, tetapi kalau sudah di sana belum ada produksi yang cukup untuk bisa dibawa ke barat lagi,” ungkap Arif.

Arif menegaskan akan mendorong koordinasi dengan kementerian terkait guna mengatasi masalah disparitas antara muatan berangkat dan balik di Tol Laut.

“Di daerah Papua, industri belum tumbuh dengan baik. Tentu kita akan berkoordinasi dengan kementerian terkait karena tidak bisa sendiri,” ujarnya.

Saat ini, terdapat lebih dari 30 trayek Tol Laut. Arif membuka kemungkinan untuk penambahan trayek tersebut ke depannya.

Dukungan Pelindo untuk Tol Laut

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengelola PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Putut Sri Muljanto mengatakan pihaknya akan memaksimalkan hub and spoke untuk mendukung operasional tol laut.

“Saat ini kegiatan tol laut banyak di Tanjung Perak ke daerah kecil, dengan adanya merger Pelindo maka dukungan konektivitas akan menajdi lebih baik sehingga dukungan operasional tol laut bisa lebih dirasakan,” kata Putut.

Putut menjelaskan, Pelindo sudah menyiapkan pelabuhan besar seperti di Belawan, Surabaya, Makassar, Tanjung Priok, Sorong, Bitung, dan Balikpapan. Putut menuturkan pelabuhan besar tersebut dapat menjadi hub yang dimanfaatkan operasional tol laut.

“Dari Surabaya ke tempat itu bisa membangunkan komersial dan tol laut bisa memanfaatkan mekanisme ini (hub and spoke),” ujar Putut.

Dia menambahkan, semenjak merger, Pelindo saat ini mengelola 110 pelabuhan. Putut mengatakan dari 110 pelabuhan yang dikelola Pelindo tersebut, sebanyak 20 pelabuhan dioperasikan untuk melayani tol laut.

“Sebagian besar kegiatan tersebut bermuara dari Tanjung Perak Surabaya. Di Tanjung Priok hanya ada dua trayek sebagian besar di Surabaya,” tutur Putut.

Putut mengungkapkan, Pelindo juga memberikan dukungan insentif untuk kelancaran tol laut yaitu prioritas sandar kapal. Setiap kapal tol laut yang datang di pelabuhan Pelindo, maka langsung dapat melakukan sandar kapal.

Selanjutnya, Pelindo juga memberikan keringanan jasa dan penumpang hingga diskon tarif bongkar muat. “Jadi tol laut termasuk perpanjangan transhipment tol laut itu dari tujuh menjadi 14 hari di beberapa pelabuhan seperti di Makassar,” jelas Putut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here