Pangsa Pasar Rajungan-Kepiting Dunia Sangat potensial

686
Foto: ANTARA

JAKARTA, NMN – Sepanjang Januari hingga Oktober 2021, nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai USD4,56 Miliar atau naik 6,6% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Komoditas ekspor utama meliputi Udang (40%), Tuna-Cakalang-Tongkol (13%), Rajungan-Kepiting (11%), Cumi-Sotong-Gurita (10%), dan Rumput Laut (6%).

Pada tahun 2020, nilai permintaan rajungan-kepiting dunia mencapai USD5,4 miliar dan ekpor Indonesia untuk komoditas ini baru mencapai 6,8% atau senilai USD367,5 juta.

Tak hanya itu, nilai permintaan rajungan-Kepiting dunia selama 5 tahun terakhir meningkat 5% per tahun yang menunjukkan bahwa pasar rajungan-kepiting masih terbuka dan potensial untuk terus dikembangkan.

“Ini menunjukkan bahwa bahwa pasar rajungan-kepiting global masih terbuka dan tumbuh positif,” kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti saat melepas ekspor Aruna Crab di kawasan industri dan perdagangan Safe n Lock, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (24/11).

Untuk diketahui, sebanyak 40 ton daging rajungan asal Sidoarjo, Jawa Timur berhasil menembus pasar Amerika Utara. Rajungan-kepiting menjadi salah satu komoditas ekspor perikanan utama Indonesia dan menjadi salah satu fokus komoditas yang akan dikembangkan dalam program terobosan KKP dalam rangka peningkatan ekspor berbasis budidaya.

Adapun negara importir utama rajungan-kepiting global tahun 2020 adalah Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan dan Kanada, dimana market share Indonesia terhadap masing-masing negara tersebut baru mencapai 11,9%, 5%, 17%, 0,1% dan 4,7%. Karenanya, Artati mengapresiasi munculnya eksportir rajungan Aruna Crab ke pasar Kanada yang merupakan salah satu importir Rajungan-Kepiting utama dunia.

“KKP juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas program dan kegiatan Aruna yang telah melakukan pembinaan hulu-hilir terhadap lebih dari 23.000 nelayan di lebih 70 lokasi di Indonesia,” jelas Artati.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut Aruna Crab merupakan produk dengan nilai tambah dalam negeri yang hanya ada di pasar internasional. Menurutnya, kegiatan pelepasan ekspor ini menunjukkan komitmen Aruna untuk memasarkan hasil tangkapan nelayan ke pasar internasional.

“Ini produk bernilai tambah yang mampu bersaing di pasar internasional, kami sangat mengapresiasi kegiatan ekspor ini,” ujar Menteri Teten yang hadir secara virtual kegiatan ekspor tersebut.

Sebagai informasi, Aruna memperkirakan potensi permintaan yang berkelanjutan dari pasar Amerika Utara senilai USD800.000 setiap bulannya. Aruna Crab merupakan olahan daging rajungan hasil kemitraan Aruna bersama Nirwana Segara.

Dalam proses produksinya, Aruna Crab melibatkan pasokan dari nelayan dan masyarakat pesisir. Dengan menyebarnya tim Aruna ke pelosok Indonesia, diharapkan bisa membawa dampak positif bagi kehidupan di pesisir melalui penerapan teknologi terkini yang mampu membuat nelayan lebih produktif, berdaya saing dan berkelanjutan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here