JAKARTA, NMN – Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar melayani kegiatan keluar masuk kapal dan barang. Tentunya membutuhkan sarana angkutan truk untuk mengangkut muatan. Karenanya, untuk menertibkan keberadaan truk tentunya membutuhkan pendataan bagi truk yang akan beroperasi di pelabuhan.
Pada, Rabu (8/9), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) secara resmi meluncurkan penerapan Single Truck Identification Data (STID) di Pelabuhan Tanjung Priok. STID merupakan sebuah sistem berbasis elektronik yang terintegrasi dengan asosiasi truk, cabang-cabang pelabuhan yang dikelola Pelindo II, dan terminal-terminal operator yang ada di wilayah pelabuhan. Dalam hal ini, cabang Pelabuhan Tanjung Priok menjadi proyek percontohan penerapan STID.
“Hari ini penerapan Single TID resmi diterapkan, semoga berjalan lancar dan atas pelaksanannya membuat semua pihak berkembang,” kata Direktur Navigasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Hengky Angkasawan saat peluncuran STID di Jakarta, Rabu(8/9)
Pada kesempatan yag sama, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, DR. Capt. Wisnu Handoko dalam laporan penerapan STID menyatakan, melalui proses panjang sejak tahun 2018 untuk memulai adanya STID melalui pendataan truk. STID diterapkan merujuk pada penerapan National Logistic Ecosystem (NLE) atau ekosistem logistik nasional sebagai mana ditetapkan Presiden Joko Widodo.
Capt. Wisnu menambahkan, tahun 2018 dilakukan indentifikasi truk. Disitu kita mulai membangun ekosistem pada truk yang ada di kawasan Tanjung Priok yang mencapai 22000 truk.
“STID yang baru di launching ini masih awal dalam penerapan, nantinya akan dikembangkan dengan sistem lain dari berbagai pihak,” katanya.
EVP Sekretariat Perusahaan Pelindo II Ali Mulyono mengatakan resmi, penerapan STID ini merupakan upaya Pelindo II dalam peningkatan pelayanan dan kelancaran distribusi barang. Dengan layanan yang terintegrasi antara Pelindo II dan asosiasi truk ini harapannya pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien,” ujar
Sistem STID adalah bentuk sinergisitas dan kolaborasi Grup Pelindo II, stakeholders pemerintahan di pelabuhan, asosiasi pengusaha truk, dan perbankan yang dihasilkan untuk memantau efektivitas arus truk di terminal Pelabuhan.
General Manager Cabang Pelabuhan Tanjung Priok Guna Mulyana mengatakan, sebelumnya, masing-masing terminal operator memiliki akses kartu. Dengan STID hal tersebut akan terintegrasi menjadi satu kartu akses untuk seluruh terminal operator di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.
“Selain itu, dengan adanya standarisasi layanan gate terminal mampu menambah efektifitas pelayanan dan peningkatan keamanan terminal operator yang termasuk dalam wilayah Pelabuhan Tanjung Priok,” kata Mulyana.
Mulyana menjelaskan STID ini menjadi pemacu (trigger) untuk pengembangan sistem-sistem lainnya. STID tidak menghilangkan kemacetan, akan tetapi dengan memperbaiki sarana dan prasarana serta sistemnya, kedatangan truk bisa diseimbangkan.
Selain itu, lanjut Mulyana, STID berisi basis data kelayakan teknis truk seperti nomor polisi kendaraan/ truk, serta nama pemilik/ perusahaan angkutannya dan terhubung dengan manajemen pelabuhan dan pengelola terminal untuk mendukung ekosistem logistik nasional. Tujuannnya satu yakni menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan barang hingga tiba di gudang.
Menurutnya, sistem ini juga akan mengidentifikasi truk keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 15.000-22.000 truk setiap harinya selama 24 jam, terdiri dari truk petikemas dan non petikemas. Seluruh data identifikasi truk di sejumlah terminal bisa dikelola secara terpusat oleh manajemen pelabuhan dan pengelola terminal di bawah pengawasan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok.
Mulyana mengungkapkan, STID ini nanti akan ada program kelanjutannya, seperti terminal booking system, yang mengatur keseimbangan truk keluar-masuk pelabuhan dengan cara perusahaan angkutan kargo melaksanakan reservasi jadwal kedatangan ke terminal.