Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Larat Disiapkan

JAKARTA, NMN – Penetapan alur-pelayaran merupakan salah satu pembangunan di bidang transportasi laut yang bertujuan untuk mendukung pembangunan sektor lainnya dalam mewujudkan sasaran pembangunan nasional di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk itu, Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut meningkatkan peran pelabuhan Larat di Provinsi Maluku agar dapat memberikan kontribusi bagi aktivitas perekonomian dengan menyiapkan alur pelayaran masuk Pelabuhan Larat.

Pelabuhan Larat merupakan pelabuhan yang berlokasi di Pulau Larat, di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Kecamatan Tanimbar Utara. Pelabuhan ini melayani kebutuhan transportasi kapal penumpang tradisional dan trayek kapal perintis ke daerah Tual, Yaru dan Wunlah, serta melayani kebutuhan logistik.

Dalam acara FGD Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Larat yang digelar di Bogor, Kamis (13/10), Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan menyebutkan bahwa transportasi merupakan bagian dari unsur vital dalam kehidupan bangsa dan dalam memupuk kesatuan dan persatuan bangsa.

“Seiring dengan perkembangan daerah, wilayah Larat menjadi pusat pertumbuhan produksi perkebunan , pariwisata dan memiliki potensi-potensi alam yang belum tergali sepenuhnya. Penataan alur – pelayaran sudah selayaknya dilaksanakan untuk dapat segera ditetapkan dalam memperoleh alur pelayaran yang ideal dan memenuhi berbagai aspek kepentingan keselamatan dan kelancaran bernavigasi serta melindungi kelestarian lingkungan maritim,” ujar Hengki.

Menurutnya, implementasi penetapan alur-pelayaran masuk Pelabuhan Larat Provinsi Maluku memerlukan konsistensi serta komitmen kuat dari setiap pemangku kepentingan di bidang perhubungan guna membangkitkan transportasi dengan peran masing-masing dalam menjaga keselamatan, keamanan pelayaran di wilayah perairan pelabuhan larat Provinsi Maluku.

Kasubdit Info Nautika Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), Letkol Dhony mengatakan alur-pelayaran Pelabuhan Larat memiliki panjang alur ± 3,1 km, lebar 132 m dan kedalaman 5 s.d 70 m.

“Terdapat 3 SBNP existing. Tidak Terdapat Obyek Rintangan Navigasi Bawah Laut (ranjau laut, kabel dan pipa bawah laut). Sekitar alur diluar koridor terdapat budidaya rumput laut dan bagan serta beberap tiang listrik,” ujarnya.

Selain itu, arus max 0,117 m/s arah barat, Angin max 9,61 m/s dari barat dan gelombang max 2 mtr (Maret). Memiliki Tipe Pasut Campuran Condong Harian Ganda, dengan Z0 : 110 cm, dan tidak berada dalam area konservasi (RZWP3K Provinsi Maluku).

Latest Article

Gagalnya Jokowi Menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa

0
Presiden Jokowi bolehlah sedikit berbangga dengan pencapaian pembangunan infrastrukturnya yang lumayan mentereng. Selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, telah terbangun 1.885 km jalan tol, 32.000...

Sektor Perikanan Tangkap Perlu Dikelola Secara Multifungsi dan Berkelanjutan

0
YOGYAKARTA – Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (28/12/2023), Profesor Suadi menyampaikan urgensi pengelolaan multifungsional sektor perikanan tangkap...

Kolaborasi DP World – Maspion Group Membangun Terminal Petikemas di Jatim

0
JAKARTA, NMN- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan dukungan terhadap kolaborasi yang akan terjadi antara perusahaan global swasta DP World Dubai dengan perusahaan swasta...

Kemenhub Mulai Lakukan Persiapan Uji Petik Kelaiklautan Kapal Penumpang Jelang Nataru

0
MAKASSAR, NMN - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menekankan pentingnya transportasi laut sebagai pilihan utama masyarakat dalam perjalanan antar pulau selama periode Natal 2023 dan...

Pemerintah Indonesia Hadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container ke-9 di London

0
LONDON, NMN - Pemerintah Indonesia telah menghadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container (CCC) ke-9 yang berlangsung dari Rabu (20/9) hingga Kamis...

Related Articles