Alat Baru untuk Mengambil Minyak dari Kapal Karam

826

Sebuah alat untuk mengambil minyak yang terperangkap di kapal telah dikembangkan di Norwegia oleh perusahaan spesialis desain, Miko Marine. Dengan peluncuran Moskito, perusahaan tersebut fokus menangani ancaman polusi di seluruh dunia yang muncul akibat banyaknya kapal tenggelam yang masih menyimpan minyak sebagai muatan kargo atau bahan bakar bunker.

Ribuan kapal tenggelam selama Perang Dunia 2. Sudah 70 tahun karat menggerogoti badan kapal dan hari di mana polutan yang terkandung di badan kapal akan keluar makin dekat.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan yaitu menyegel bangkai kapal yang memakan biaya besar atau mengambil polutan di kapal dengan cara yang tepat. Alat baru bernama Moskito memberikan alternatif ketiga. Moskito dapat dioperasikan oleh penyelam atau kapal kendali jarak jauh (ROV) di berbagai kedalaman laut. Saat Moskito berada di luar tangki minyak, tiga kaki magnetiknya menancap di badan kapal yang terbuat dari baja dan teknisi di permukaan dapat mengaktifkan bor pemotong tangki berdiameter 75 mm (3 inci) yang digerakkan dengan listrik.

Dikendalikan melalui tautan video ganda, bor Moskito menembus dinding baja tangki tersebut yang tebalnya sekitar 40 mm (1,5 inci). Potongan berbentuk lingkaran tersebut akan jatuh ke dalam kapal dan diikuti dengan sepasang kait pegas yang secara otomatis menghubungkan dan mengunci selang ke tangki tanpa membuat isi tangki bocor.

Saat selang telah terpasang, pompa bawah laut dapat diaktifkan untuk mengekstrak minyak sebanyak 12 meter kubik per jam. Kemudian, minyak tersebut dikirim ke permukaan dengan aman tanpa menyebabkan polusi. Moskito dapat dipindahkan tanpa harus naik ke permukaan dan dapat juga dioperasikan lebih dari satu unit sekaligus untuk tingkat ekstraksi yang lebih tinggi.

Moskito merupakan hasil proyek penelitian dan pengembangan yang diluncurkan oleh Miko Marine pada tahun 2012. Alat ini langsung menarik minat Norwegian Coastal Administration (NCA) yang juga berkutat pada masalah polusi yang disebabkan oleh adanya kebocoran di bangkai kapal sekitar pantai Norwegia. Tak memiliki solusi terhadap masalah tersebut, NCA memutuskan mendukung Miko Marine untuk mencari solusi. Kerja sama dua organisasi ini didukung oleh Innovation Norway, sebuah organisasi penelitian dan pengembangan yang disponsori pemerintah.

Nama alat tersebut berasal dari cara kerjanya yang mirip serangga. Seperti serangga, alat ini harus ringan, serba guna, dan mampu beradaptasi karena saat kapal karam di dasar laut, posisi tangki sulit dipastikan. Namun, melalui pengamatan visual dan dengan mempelajari rancangan kapal, posisinya dapat ditemukan.

Lalu Moskito diposisikan di luar tangki, mengebor badan tangki, dan memasukkan selangnya ke dalam sehingga cairan di dalam tangki dapat dihisap keluar. Alat dengan panjang 65 cm, lebar 45 cm, dan berat 80 kg ini seperti serangga dengan tubuh yang ringan. (Ast/Mhf)

 
Sumber: maritime-executive.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here