Penyelenggaraan angkutan laut perintis bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar pulau dan pemerataan pembangunan. Ketersediaan galangan kapal yang terbatas menjadi tantangan dan diatasi agar angkutan laut perintis bisa mewujudkan konektivitas dan mendukung program tol laut demi pemerataan ekonomi di wilayah yang masih tertinggal, terluar dan belum berkembang.
“Secara umum angkutan laut perintis di Indonesia saat ini sudah berjalan lancar dan hanya beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti ketersediaan galangan kapal dan ketersediaan kapal pengganti,” kata Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Capt. Wisnu Handoko, Selasa (3/10).
Ia mengungkapkan, saat ini ketersediaan galangan kapal sekitar 70% dari jumlah galangan kapal yang ada di wilayah Indonesia Bagian Barat.
Di sisi lain, lanjutnya, sebanyak 82% dari seluruh jumlah kapal perintis yang dioperasikan berada di wilayah Indonesia Bagian Timur.
“Ini menjadi tantangan, karena Kondisi ini membuat mobilitas kapal membutuhkan waktu yang cukup lama, begitu juga perlunya ketersediaan kapal pengganti jika terjadi kerusakan kapal sehingga tidak sampai mengganggu pelayanan keperintisan kepada masyarakat,” kata Wisnu.
“Kedepan, jalur trayek kapal perintis harus dapat terhubung dengan trayek kapal tol laut sehingga nantinya kapal perintis bisa menjadi penghubung antara pelabuhan feeder dengan Hub yang disinggahi kapal tol laut,” ujarnya.
Penulis : Ismadi Amrin